Technical analysis isinya berupa grafik (chart) yang merekam pergerakan suatu harga dan volume transaksi suatu emiten.
Technical analysis sendiri adalah metode analisa gerak pola suatu emiten untuk mendapatkan pola pergerakan harga dan sejarah yang terulang.
Pergerakan technical suatu emiten dibagi 2 yaitu pola bullish dan pola bearish.
Pola bullish terjadi apabila permintaan (demand) lebih besar dari pada penawaran (supply).
Sesuai dengan hukum ekonomi, apabila permintaan lebih besar dari pada jumlah barang, maka harga suatu emiten akan naik.
Sedangkan pola bearish adalah sebaliknya, terjadi apabila penawaran (supply) lebih besar dari permintaan (demand). Dalam keadaan tsb maka harga akan cenderung turun.
Suatu hal yang paling utama sebagai indikator technical analysis adalah grafik.
Kita dapat membagi jenis grafik antara lain : line chart, bar chart, dan candle chart.
Fungsi dari chart atau grafik ini antara lain adalah menentukan pola/ trend pergerakan suatu emiten.
Trend atau pola dibagi menjadi 3 yaitu: Uptrend, downtrend, dan trendless/sideways.
Di dalam trend terdapat tiga fase yaitu akumulasi, partisipasi, dan distribusi.
Fase akumulasi terjadi dimana terjadi pembelian yang dilakukan oleh investor pada saat kondisi pasar sedang buruk dan banyak sentimen negatif. Setelah tekanan jual mereda, dan pada kondisi harga berbalik arah naik dan banyak sentimen positif, para pelaku pasar mulai membeli emiten inilah yang disebut fase partisipasi.
Kemudian fase terakhir adalah fase distribusi, yaitu dimana saat kondisi harga yang sudah terlampau tinggi dan dimana pelaku fase partisipasi mulai diliputi serakah dengan harapan harga emiten akan terus naik terus membeli suatu emiten yg sudah overbought, pada fase ini, pelaku fase akumulasi mulai menjual atau mendistribusikan emitennya.
Fungsi dari technical analysis adalah memprediksi "sinyal" yang memberitahukan kapan trend akan terjadi.
Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs